Alat perlindungan diri ( APD ) Dalam Melakukan Pekerjaan Penelitian


“”Alat perlindungan diri ( APD ) Dalam Melakukan Pekerjaan Penelitian””

   Pengertian APD
      Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya Mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja. APD di pakai setelah  (  Enggineering ) dan cara kerja yang aman ( Work Praktices ) telah Maksimum.
Jenis-jenis APD
1.    Alat perlindungan kepala
     Berdasarkan fungsinya ada 3 bagian yaitu:
·         Topi pengamana (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan  benda-benda
·         Topi / tudung untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif, debu, kondisi iklim yang buruk
·         Tutup kepala, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut dari mesin.


Alat perlindungan kepala dapat dilengkapi dengan alat pelindungan diri yang lain, yaitu :
·         Kacamata / goggles
·         Penutup muka
·         Penutup telinga
·         Respirator / dan lain-lain

2.    Alat pelindung telinga ada dua jenis :
·         Sumbat telinga ( ear plug )
      Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya tak terganggu. Kemampuan attenuasi (daya lindung) : 25-30 DB. Sumbat telinga yang terbuat dari kapas mempunyai daya attenuasi paling kecil               antara 2-12 DB.

·         Tutup telinga ( ear muff )
      Jenisnya sangat beragam. Tutup telinga mempunyai daya lindung (attenuasi) bersikaran antara 25-30 DB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat mempunyai daya lindung ( attenuasi ) yang lebih besar.



3.    Alat pelindung muka dan mata ( face Shield)
Perlindungan muka dan mata merupakan persyaratan mutlakyang harus dikenakkan pemakaian saat bekerja di laboratorium terutama saat bekerja dengan bahan kimia untuk melindungi mata dan wajah dari tumpahan bahan kimia, uap kimia dan radiasi. Secara umum pelindungan mata dan wajah terdiri atas kaca mata pelindung, goggle, pelindung wajah dan pelindung mata khusus yaitu goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi matah dan wajah dari radiasi dan bahaya mata laser.
Secera umum fungsi alat pelindungan muka dan mata ( face shield ) yaitu melindungi muka dan mata dari :
·         Lemparan benda-benda kecil
·         Lemparan benda-benda panas
·         Pengaruh cahaya
·         Pengaruh radiasi tertentu
·         Perlindungan mata dan muka
Ada pun syarat-syarat  alat pelindung muka dan mata
a.       Tahan terhadap api
b.       Tahan terhadap lemparan benda-benda
c.        Syarat optis tertentu
d.       Alat pelindung mata terhadap radiasi
  

4.    Alat Pelindung Pernapasan
         Kontaminasai bahan kimia yang paling sering kedalam tubuh manusia lewat pernafasan seperti partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Ada 3 jenis alat perlindungan pernapasan
a.    Respirator yang sifatnya memurnikan udara
Ø  Respirator yang mengadung bahan kimia
Ø  Respirator dengan filter mekanik
Ø  Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimia
b.    Respirator yang di hubungkan dengan supply udara bersih
c.     Respirator dengan supply oksigen


5.    Pakain kerja
     Baju yang dikenakka selama bekerja di laboratoium atau yang disebut jas laboratorium pada umumnya terbuat dari kain katun dan bahan sintetik. Selain jas laboratorium, perlindungan bahan lainnya dapat berupa apron yang berfungsi untuk melindungi diri dari cairan korosif dan irirtan dan jumpsuits yang direkomendasikan untuk keadaaan berisiko tinggi seperti penanganan bahan karsinogenik dalam jumlah banyak. Bahan perlindungan badan harus dapat melindungi pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas ,uap, lembab dan radiasi.
    Pakaian kerja khusus untuk perkerjaan denagn sumber-sumber bahay tertentu seperti :
·     Tahan terhadap radiasi panas
Pakaian kerja untuk radiasi panas, harus dilapisi bahan yang bias merefleksikan panas, biasanya aluminium dan berlkilau. Bahan-bahan pakaian lain yang bersifat isolasi terhadap panas adalah : wool, katu, asbes ( tahan sampai 500 derajat celcius ), keca tahan sampai 450 derjat celcius, Terhadap radiasi mengion.
·     Tahan terhadap cairan dan bahan-bahan  kimia
Biasanya terbuat dari bahan pelastik atau karet.





6.    Sarung tangan
Fungsi melindingi tangan dan jari-jari api, panas, dingin, radiasi elktromagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan pelindung tangan yang dipilih harus sesuai dengan bahan kimia yang ditangani karena sifat sarung tangan yang mudah rusak.
Bahan-Bahan yang di guanakan dapat berupa :
·     Asbes, Katun, wool, untuk panas dan api
·     Kulit untuk panas, listrik, luka, lecet
·     Karet Clam atau Sintetik, untuk kelebaban  air, bahan kimia, dan lain-lain
·     Poli viniyl chloride ( PVC ), untuk zat kimia, asam kuat, oksidator dan lain-lain



7.    Tali / Sabuk Pengaman
     Ada 3 jenis yang berbeda :
a.    Jaring Angkat
Digunakan pada pekerjaaan dalam wadah sempit yang terbuka seperti sumur. Pada saat kerja dilaksanakan tali harus kuat di ikatkan setiap saat denagn pengalaman. Jaringan angkat terdiri dari sabuk yang melingkari pinggang dan badan dibungkus oleh jaring.
b.    Sabuk Penunjang
Digunakan pada pekerjaan diatas tiang kayu dan kemudian di kombinasikan dengan penggunaan  tiang penyangga. Sabuk penunjang terdiri dari sabuk untuk pinggang dengan penunjang belakang dan dua alat untuk pengikat tali.
c.     Sabuk Pengikat
Digunakan dalam kaitannya dengan kerja di tempat dimana ada resiko jatuh seperti Konstruksi perancah, didalam tambang dan di penggalian batu.
Ada 2 macam yaitu :
1.       Sabuk  pengikat dengantali penahan yang terbukti dari serat sintetis yang berentang jika di bentangkan
2.       Sabuk ikat pengamanan, sabuk ini di rancang untuk mencegah pemakaiannya jatuh atau mengikat dia dalam keadaan mau jatuh.


8.    Pelindung Kaki
       Fungsinya untuk melindungi kaki dari tertima benda-benda berat, terbakar karena logam cair, bahan kimia Korosif, dermatitis karena bahan-bahan kimia, kemungkinan tersandung atau tergelincir.


                                     Adapun syarat-syarat dari Alat Pelindung Diri ( APD )
·         Enak dipakai
·         Tidak mengganggu kerja
·         Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja

cara menangani bhan kimia berbahaya


Menangani bahan-bahan kimia berbahaya dengan aman
Bahan-bahan kimia tertentu membutuhkan persyaratan penyimpanan yang tertentu pula. Ilustrasi ekstrim dapat dicontohkan bahwa bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak seperti Trinitrotoluen    ( TNT ) yang dalam  penyimpanannya harus dijauhkan dari panas dan api, dihindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis serta disimpan diruangan dingin dan berventilasi. Jika kondisi penyimpanan yang di persyaratkan tidak terpenuhi, maka resiko meledak mudah terjadi.

Syarat Penyimpanan beberapa Bahan Kimia
NO
Jenis
Contoh
Syarat Penyimpanan
catatan
1
Bahan kimia beracun
Sianida, Arsenida, dan Fosfor
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Jauh dari bahaya kebakaran
·         Dipisah dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
·         Disediakan alat pelindung diri, pakain kerja, masker, dan sarung tangan

2
Bahan kimia krosif
Asam-Asam, Anhidria Asam, dan Alkali
·          Ruangan dingin dan berventilasi
·         Wadah tertutup dan terikat
·         Dipisahkan dari Zat-zat beracun

3
Bahan Kimia Mudah Terbakar
Benzena, Aseton, Eter, Heksan
·         Suhu dingin dan berventilasi
·         Jauhkan dari sumber api listrik dan bara rokok
·         Tersedia alat pemadam kebakaran

4
Bahan Kimia Mudah Meledak
Amonium Nitrat, Nitrogliserin, Trinitrotoluen ( TNT)
·         Ruangan Cilingin dan berventilasi
·         Jauhkan dari panas dan api
·         Hindari dari gesekan
·         Tumbukan mekanis

5
Bahan Kimia Oksidatr
Perklorat, Permanganat, Peroksida Organik
·         Suhu ruangan dingin dan berfentilasi
·         Jauhkan dari sumber api listrik dan bara rokok
·         Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
Pemadam kebakaran kurang berguna karena zat oksidator dapat menghasilkan oksingen sendiri
6
Bahan Kimia berupa gas bertekan
Gas  N2, asetilen, H2 dan Cl2
·         Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
·         Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
·         Jauh dari api dan panas
·         Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran


Penyimpanan  Bahan Kimia Berbahaya yang sangat penting
    Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman.  Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.
Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
    Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya.  Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
 Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
     Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan uap air.  Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia.  Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap.  Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label.  Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik.  Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
     Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus.  Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak.  Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
     Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin.  Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.  Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.  Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api.  Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
     Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara.  Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar.  Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api.  Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
     Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala.  Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
     Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang mudah menyala.  Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala.  Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi.  Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
    Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan.  Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya.  Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
     Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek somatik dapat akut atau kronis.  Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah.  Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan.  Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif.  Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari BATAN.  Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.  Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya :
·         Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom
·         Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi
·         Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan atau Sumber Radiasi lainnya
·         Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif
Maka Peta Keterkaitan Kegiatan untuk tata letak penyimpanan material kimia berbahaya berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :

 saya bisa jelaskan beberapa factor terpenting yang dapat mempengeruhi kondisi tersebut yaitu :
1)    Temperatur
Terjadinya kenaikan suhu dalam ruangan penyimpanan memacu terjadinya reaksi, memprcepat reaksi bahkan dapat menyebebkan terjadinya perubahan kimia. Konrtol suhu ruang penyimpan bahan kimia sesuai dengan temperatur yang bersyaratkan sangat penting di perhatikan.
2)    Kelembapan
Factor kelembaban sangat penting di perhatikan, karena berhubungan erat dengan pengaruhnya terhadap zat-zat “Higroskopis”. Bahan kimia “Higroskopis” sangat mudah menyereap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi hidrasi eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan.
3)    Interaksi Dengan Wadah
Bahan kimia tertentu dapat berinteraksi dengan kemasan / wadah sehingga dapat merusak wadah sampai akhirnya menyebabkan kebocoran. Contohnya wadah yang terbuat dari bahan besi / logam, sebaiknya tidak di gunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat korosif ( asam trikhloro asetat, asam asetat, asam klorida) karena akan terjadi peristiwa karatan / korosi sehingga akan merusak wadah.
4)    Interaksi Antar Bahan Kimia
Selama penyimpanan, bahan kimia dapat berinteraksi  dengan bahan kimia lain. Interaksi tersebut selain dapat mengubah karakteristik bahan kimia yang bersangkutan juga dapat menimbulkan bahaya yang tidak di inginkan.


*** Semoga Bermanfaat Bagi Kalian, salam  Pengetahuan***


Identifikasi Bahan-Bahan Kimia “Incompatibel”


Identifikasi Bahan-Bahan Kimia “Incompatibel”


      Bahan kimia yang tidak boleh di campur dalam penyimpanannya seperti asam dengan bahan yang beracu, bahan mudah terbakar dengan oksidator, dan sebagainya. Bahan-bahan demikian disebut “incompatible” dan harus di simpan secara terpisah. Zat pada kolom A bila kontakdengan zat kolom B akan menghasilkan racun (kolom C).

  Bahan-Bahan Kimia “Incompatibel” dan menghasilkan Racun bila dicampur
Kolom A
Kolom B
Senyawa Berbahaya yang timbul dicampur (Kolom C)
Sianida
Asam
Asam sianida
Nitrat
Asam sulfat
Nitrogen dioksida
Asam nitrat
Tembaga, logam berat
Nitrogen dioksida
Nitrit
Asam
Asam nitrogen oksida
Senyawa arsenic
Reduktor
Arsin
Sulfida
Asam
Hidrogen sulfida

Bahan-Bahan reaktifyang bila bercampur menimbulkan reaksi hebat, kebakaran dan atau ledakan
Bahan Kimia
Hindarkan Kontak dengan
Asam asetat
Asam kromat, asam nitrat, perklorat dan peroksida
Karbon aktif
Osidator (klorat, perklorat, hipoklorit)
Asam kromat
Asam asetat, gliserin, alcohol, dan bahan kimia mudah terbakar
Cairan mudah terbakar
Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen peroksida, dan asam nitrat
Hidrokarbon ( butana, benzene, benzin, terpentin)
Flour, klor, asam kromat, dan peroksida
Kalium permanganate
Gliserin, etilen glikol, dan asam sulfat
            
      Factor lain yang perlu dipertimbangkan adalah lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan alefin membentuk peroksida karena kontak dengan udara dan cahaya. Isopropileter, etil eter, dioksan, dan tetrahidro furan adalah zat-zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan.
Kaidah-Kaidah penyimpanan bahan kimia berikut perlu diperhatikan :
·         Simpanlah botol-botol yang berisi bahan kimia pada rak atau lemari yang di sediakan khusus untuk itu. Botol-botol besar di simpan pada bagian bawah tempat penyimpanan.
·         Jangan menyimpan botol yang berisi zat yang berbahaya atau korosif ( terutama cairan ) di tempat yang lebih tinggi dari bahu orang dewasa.
·         Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
·         Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi larutan basa, karena lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol nya dan susah di buka.
·         Semua wadah yang berisi bahan kimia harus di beri label yang menyatakan nama bahan itu,. Khusus untuk wadah yang berisi larutan harus pula dinyatakan konsentrasi, dan tanggal pembuatan larutan.
·         Untuk memudahkan pencarian dan menjaga keamanan, penyimpanan, bahan kimia hendaknya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok cairan / larutan dan kelompok zat padat dan masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi kelompok Asam, basa, garam, indicator atau pereaksi khusus serta senyawa organic
·         Fosforus kuning harus di simpan ( direndam bersama wadahnya )
·         Natrium, kalium dan litium harus di simpan dalam kerosin ( Minyak Tanah)
·         Ruangan penyimpanan bahan kimia hendaknya di lengkapi dengan ventilasi yang memadai
·         Saat membeli bromin sebaiknya dibungkus dalam amplop / wadah kertas dan di perkirakan dapat habis dalam satu percobaan.
·         Semua persediaan bahan kimia secara teratur di teliti, jika ada label yang rusak harus segera di ganti. Jika ada zat yang rusak, zat itu harus disingkirkan / dibuang dengan, hati-hati.